Penuturan Korban Kekerasan Seksual Mohamed Al Fayed di Inggris | KERAJINAN TEMBAGA INDONESIA

Penuturan Korban Kekerasan Seksual Mohamed Al Fayed di Inggris


London

Korban kekerasan seksual Mohamed Al Fayed di Inggris menyampaikan hal yang mereka alami. Mendiang Al Fayed adalah konglomerat pemilik Harrods Departement Retailer, lodge Ritz Paris, juga dikenal punya klub sepakbola Fulham.

Kasus kekerasan seksual ini mencuat ke publik Inggris (dan internasional) belakangan ini setelah BBC menayangkan produk dokumenter dan podcast bertajuk ‘Al Fayed: Predator at Harrods’. Lebih dari 400 terduga korban telah mengontak pengacara kasus ini.

Dilansir AFP, Senin (4/11/2024), dua korban kekerasan seksual tersebut adalah Jen dan Cheska Hill-Picket.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

“Itu tampak seperti pekerjaan impian,” kata Jen, yang berusia 16 tahun saat bergabung dengan Harrods, division retailer London yang dianggap sebagai puncak kemewahan. Jen bekerja di toko London tersebut sejak tahun 1986, setahun setelah miliarder itu membelinya, hingga tahun 1991.

Cheska Hill-Picket berusia 19 tahun pada tahun 1994 ketika ia mulai bekerja untuk mantan taipan tersebut, yang meninggal tahun lalu pada usia 94 tahun. Fayed sudah ada di sana sejak mereka diwawancarai, mereka menjelaskan.

Cheska, yang merupakan mahasiswa seni, yakin tim Fayed melihat fotonya di sebuah majalah sebelum ia dihubungi oleh Harrods.

“Saya kira wajah saya sesuai dengan persyaratannya. Saya masih muda dan sangat lugu,” katanya.

Setelah dipekerjakan, seorang dokter Harrods meminta Jen dan Cheska menjalani pemeriksaan ginekologi.

“Dokter itu tidak menutup-nutupi fakta bahwa saya diperiksa untuk memastikan bahwa saya bersih,” kata Jen, yang kini berusia 54 tahun.

“Dan ketika saya bertanya apa maksudnya, dia berkata bahwa dia perlu tahu bahwa saya masih perawan.”

Korban lalu ketakutan. Fayed menuntut agar Jen tidak pernah punya pacar. “Kami tidak diizinkan untuk melakukan hubungan seksual dengan siapa pun,” jelasnya.

Selama lima tahun di Harrods, Jen mengatakan dia mengalami “beberapa serangan seksual” dan percobaan pemerkosaan di kantor Fayed dan di kediamannya di Park Lane, London.

Harrods mengatakan bahwa pihaknya telah dihubungi oleh lebih dari 250 orang yang ingin menegosiasikan penyelesaian di luar pengadilan. Polisi London mengatakan pihaknya telah dihubungi oleh 60 orang, dengan tuduhan yang sudah ada sejak tahun 1979.

Jen mengatakan dia “malu” dan “terlalu takut” untuk memberi tahu rekan kerja atau keluarganya tentang serangan tersebut pada saat itu.

Jen menceritakan ada penyadapan telepon dan kamera di kantor. Ketika dia memiliki hubungan romantis rahasia, Fayed memanggilnya dan memberinya daftar tempat-tempat yang pernah mereka kunjungi bersama, yang membenarkan ketakutannya akan dibuntuti.

“Itu membuatku sadar bahwa itu bukan paranoia, itu benar-benar terjadi,” ujar Jen.

“Aku berharap aku satu-satunya orang yang seperti itu,” kata Jen, seraya menambahkan bahwa dia ‘ngeri’ oleh banyaknya orang yang datang dan mengaku senasib yakni menjadi korban kekerasan seksual oleh Fayed.

Setelah penayangan tersebut, Harrods, yang diambil alih oleh perusahaan Qatar pada tahun 2010, ‘mengecam’ perilaku mantan pemiliknya dan meminta maaf karena menelantarkan ‘korban’.

Jen, yang meminta agar nama belakangnya tidak disebutkan, menunggu hingga sehari setelah dokumenter tersebut ditayangkan untuk menceritakan pengalamannya di Harrods kepada suami dan orang tuanya.

Cheska Hill-Picket langsung memberi tahu ibunya tentang serangan yang dialaminya. Ia adalah seorang calon aktris dan Fayed telah menawarkan diri untuk memperkenalkannya kepada putranya, Dodi, seorang produser.

Fayed mengajaknya ke kamarnya suatu malam setelah bekerja dan mengaudisinya untuk sebuah movie tentang Peter Pan. Ia dipaksa mengenakan pakaian renang di depan kamera dan melafalkan kalimat-kalimat dalam naskah “bawa aku, bawa aku, kumohon”.

Pria yang saat itu berusia 60 tahun tersebut mencengkeram dan menciumnya dengan kuat, kata Cheska. Ia berhasil melarikan diri dan tidak pernah menginjakkan kaki di kantor atau Harrods lagi.

Kedua wanita itu berbicara kepada media tak lama setelah itu. Jen menceritakan kisahnya di majalah Self-importance Honest pada tahun 1990-an dengan syarat identitasnya dirahasiakan, tetapi seorang petugas keamanan Harrods menghubunginya untuk mengancamnya dan keluarganya.

Fayed menggugat majalah tersebut atas pencemaran nama baik dan penyelesaian dicapai “sebagai bentuk penghormatan kepada seorang ayah yang berduka” setelah putranya, Dodi, meninggal bersama Putri Diana dalam kecelakaan mobil di Paris pada tahun 1997.

Cheska berbicara pada tahun 1990-an untuk sebuah movie dokumenter yang tidak pernah disiarkan. Ia berbicara lagi pada tahun 2017, dengan wajah terbuka, untuk stasiun televisi Inggris Channel 4.

“Namun tidak terjadi apa-apa setelah itu. Polisi tidak mengejar” Fayed, katanya, seraya menambahkan bahwa cobaan itu membuatnya putus asa.

Keduanya berbicara tentang ‘kemarahan’ mereka setelah kematiannya tahun lalu. “Monster yang sangat kejam ini telah jatuh ke tanah, tidak dituntut. Kemarahannya sangat besar,” kata Cheska, yang kini berusia 50 tahun.

Dia sekarang berharap bahwa “banyak orang yang melakukan pekerjaan kotornya”, seperti mengatur janji temu medis dan merekrut wanita, akan diadili.

(dnu/yld)

Tinggalkan komentar